Hujan dan Ilmu
Sebuah puisi bebas tentang ilmu. Bagaimana dan dampaknya bagi penerimanya.
Tatkala angkasa kian meredup,
Gumpalan pekat bergerak seolah hidup.
Tiap-tiap berbaris bagai tentara,
Menutupi sang Surya yang menerangi.
Bagian dirgantara tampak tertutup.
Diganti candramawa molek nan indah, Pembawa rahmat-Nya teruntuk alam seluruhnya.
Mula-mula rintik turun daripadanya,
Membasahi setiap tempat yang dilewatinya.
Yang tak lain karena telah dikehendaki-Nya.
Setiap bumi yang dikunjunginya,
Tercurah kehidupan dengan jumlah yang ditentukan-Nya pula.
Dia yang Maha Tahu dan Maha Adil,
Pemimpin paling terbaik yang kan s'lalu ada.
Di sini,
Seluruhnya terserap ke dalam,
Sebagai ganti tumbuhnya tanaman di atasnya.
Biji dan buah dihasilkan,
Serta rumput bagi ternak semua.
Di sana,
Tak ada tumbuhan yang terlihat,
Meski cekungan berisi air dijumpa.
Cukup tuk melepas dahaga si Musafir,
Juga menyiram ladang dan kebun.
Dan di lain tempat,
Tak didapati tumbuhan barang sedikitpun,
Meski hanya sejumput daun di sekitar.
Tak jua menggenang air walau sekadar setangkup.
Menjadikan udara terasa panas membakar.
Komentar
Posting Komentar